Sejarah Perkembangan Anime hingga masuk ke Indonesia

Pendahuluan

Anime adalah animasi Jepang (Japanese Animation) yang banyak digunakan di berbagai serial TV, Film, Videos, Games, Komersial, dan beberapa situs internet. Semakin lama anime ini semakin populer. Banyak serial TV anime yang diambil dari manga (Komik Jepang). Nama anime diambil dari kata Animetion yang berarti Animasi. Di Jepang, pelafalan kata Animation menjadi Anime-Shon, kata ini kemudia disingkat menjadi Anime yang berarti Animasi buatan Jepang. Lalu bagaimana Perkembangan Animasi Jepang ini?

Animasi mulai ada di awal abad ke-20, saat para pembuat film mengeksperimenkan teknik animasi yang sudah ada di Amerika Serikat, Prancis, Jerman dan Russia. Sejarah karya animasi di Jepang diawali dengan dilakukannya First Experiments in Animation oleh Shimokawa Bokoten, Koichi Junichi, dan Kitayama Seitaro pada tahun 1913. kemudian diikuti film pendek karya Oten Shimokawa yang merupakan Anime pertama. Anime ini berjudul Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki, Anime ini dibuat dan selesai pada tahun 1917, Anime ini hanya berlangsung selama 5 menit dan sampai sekarang Anime itu tidak dipakai lagi... Anime ini bercerita tentang seorang samurai sedang mengetes pedangnya dengan suatu target. Pada saat itu Oten membutuhkan waktu 6 bulan hanya untuk mengerjakan animasi sepanjang 5 menit tersebut dan masih berupa "Film bisu". Karya Oten itu kemudian disusul dengan anime berjudul Saru Kani Kassen and Momotaro hasil karya Seitaro Kitayama pada tahun 1918, yang dibuat untuk pihak Movie Company Nihon Katsudo Shashin (Nikatsu). Pada tahun 1918 Seitaro kembali membuat anime dengan judul Taro no Banpei. Tetapi semua catatan tentang anime tersebut dikatakan hilang akibat gempa bumi di Tokyo pada tahun 1923.

Pada tahun 1927, Amerika Serikat telah berhasil membuat animasi dengan menggunakan suara (pada saat itu hanya menggunakan background musik). Jepang kemudian mengikuti langkah itu dan anime pertama dengan menggunakan suara musik adalah Kujira (1927) karya Noburo Ofuji. sedangkan anime pertama yang "berbicara" adalah karya Ofuji yang berjudul Kuro Nyago (1930) dan berdurasi 90 detik. salah satu anime yang tercatat sebelum meletus Perang Dunia II dan merupakan anime pertama dengan menggunakan optic track (seperti yang digunakan pada masa sekarang) adalah Chikara to Onna no Yononaka (1932) karya Kenzo Masaoka.


Lama sesudah itu, tahun 1962 ada anime yang merupakan salah satu anime yang memasuki era kesuksesan pertama. Anime ini bernama Tetsuwan Atom (di luar Jepang, anime yang bernama Astro Boy) karya Ozamu Tezuka. Astro Boy sangat terkenal, bahkan sampai ditayangkan ke beberapa negara di luar Jepang. Namun, Astro Boy bukanlah animasi buatan local pertama. Tahun 1960 adalah pertama kalinya ditayangkan anime TV di Jepang, yaitu yang merupakan Mittsu no Hanashi (Tree Tales) - The Third Bloodanime TV Special. Ozamu Tezuka dikatakan sebagai "legenda dan dewa para manga". Astro Boy dibuat oleh Ozamu Tezuka Production Animation Departement yang didirikan oleh Ozamu Tezuka (dia mendirikan perusahaan baru ini di tahun 1962).

Seiring permulaan tahun 1970, Populasi pembelian manga semakin melonjak. Robot mecha besar dalam anime pertama kali diperkenalkan pada tahun 1966 melalui karya Shotaro Kaneda, Tetsujin 28. Sejak itu mulai bermunculan anime-anime yang bertema hampir serupa, Contohnya Gundam, Anime yang diangkat dari karya mengaka dengan nama Monkey Punchyaitu Lupin Sansei (Lupin III) menjadi anime yang ditujukan bagi penonton dewasa dengan menyajikan homor-humor dewasa dan slapstick violence. Acara televisi ini ternyata sangat digemari sehingga muncul dalam bentuk film bahkan serial televisinya pun dibuat menjadi 2 sekuel.

Memasuki era 80-an, anime semakin digemari dan semakin banyak produser film yang berusaha memenuhi keinginan masyarakat. Pertumbuhan ini semakin ditunjang dengan munculnya kaset video sebagai media. dengan adanya teknologi VCR, masyarakat bisa memperoleh anime kesayangan mereka dalam bentuk video. Hal inilah yang kemudian mendorong versi video sebuah anime yang langsung dijual kepada masyarakat tanpa harus ditayangkan di televisi terlebih dahulu. (Dikenal dengan istilah OVA - Original Video Animation atau OAV - Original Animated Video). Keiji Nakazawa mengangkat tema korban Hiroshima dengan judul Hadashi no Gen yang diangkat menjadi anime pada tahun 1983 dengan sutradara Masaki Mari. Salah satu anime terkenal yang mengangkat tema serupa adalah Hotaru no Haka (Grave of the Fireflies). Dengan bermunculannya anime-anime dengan tema yang kompleks dan mendalam, maka anime telah menebus batasan "hanya untuk anak-anak" dan telah menjadi tontonan bagi berbagai macam tingkat usia pemirsa.

Anime masuk ke Indonesia pertama kalinya adalah sekitara awal tahun 1980-an yang pada masa tersebut hadir dalam format video kaset. Tahun-tahun berikutnya perjalanan hidup anime mengalami pasang surut dan sempat vakum seiring berakhirnya era mesin video beta pada akhir tahun 1980-an. Sedangkan stasiun TV lebih banyak memberikan jam tayangnya untuk animasi buatan Amerika atau Eropa yang dianggap lebih muda memperoleh popularitas. Anime kemudian tidak lagi dianggap sebagai suatu trend sehingga sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan.

Hingga akhirnya pada pertengahan tahun 1980-an anime mulai kembali eksis dan hal yang menggembirakan bagi penggemar anime di Indonesia. Stasiun-stasiun TV mulai gencar menayangkan acara anime. Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Girls, Magic Knight Rayearth, Dragon Ball, Shulato dan masih banyak judul lainnya yang pernah ditayangkan mendapatkan respon positif dari penggemarnya dimana tetap eksis walaupun sebagai kelompok minoritas dan secara tidak langsung mendukung perkembangan anime di Indonesia.






Kemudian pada tahun-tahun terakhir ini anime mulai kembali menjadi booming lagi di Indonesia. Seperti yang dapat dilihat dari kepopuleran anime Pokemon dan Crayon Shinchan yang menghebohkan sekaligus paling kontroversi pada beberapa tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya porsi tayang untuk anime yang mendominasi program film animasi di berbagai stasiun televisi. beberapa diantaranya seperti Doraemon, Saint Seiya, Sailor Moon, Crayon Shinchan, Medabots, Card Captor Sakura, Beyblade, Inuyasha, Pokemon, Digimon, Minky Momo, Creamy Mami, Shaman King, Ghost at School, Bubu Chacha, One Piece, Hunter X Hunter, Cashern dan Hamtaro.





Tahun 1980-1989

Berawal dari serial Google V, Ultraman hingga anime klasik seperti Voltus V, Macross, Gundam bahkan dorama klasik Oshin, sedikit demi sedikit masyarakat Indonesia mulai diperkenalkan kepada bentuk dan jenis hiburan yang berasal dari Jepang (J-Entertainment).  Pertama kali anime masuk ke Indonesia adalah sekitar awal tahun 1980-an yang langsung menjadi trend di masyarakat. Hal ini disebabkan karena anime-anime pada masa tersebut merupakan pelopor dari eksistensi anime di Indonesia. Yaitu untuk pertama kalinya masyarakat mengenal anime, yang sama sekali berbeda dengan film-film animasi buatan Amerika atau Eropa Barat yang sebelumnya merajai dominasi film animasi di Indonesia. Masyarakat memandang anime sebagai suatu bentuk hiburan baru yang unik dan menarik sehingga dengan cepat meraih popularitas. Penonton anime di Indonesia pada masa tersebut terutama adalah anak-anak.



Pada periode tersebut anime beredar dalam format video kaset yang muncul seiring dengan populernya mesin Video Beta. Dan yang sangat berperan besar dalam peredaran dan perkembangan anime pada saat itu adalah Trio Video Tara, yaitu sebagai satu-satunya distributor resmi anime di Indonesia.

Anime yang masuk ke Indonesia terutama adalah judul-judul yang populer dan dibuat di Jepang pada era 1970-an, yaitu anime genre Sci-Fi (Science Fiction) yang banyak menampilkan cerita dengan mecha super robot, Seperti Voltus V, God Sigma, Captain Giking, Getta Robo, atau Star Blazers. Selain genre Sci-Fi, di Indonesia juga terdapat anime dengan genre komedi seperti Doraemon, genre Magic seperti Lulu The Flower Angel, atau genre Romance seperti Candy-candy dan lain sebagainya.

TVRI sebagai satu-satunya stasiun televisi di Indonesia pada masa itu juga turut berperan dalam menayangkan anime. Dimulai dengan ditayangkannya anime Kum-kum (Wanpaku Omukasi Kum-kum), Sejak saat itu secara perlahan tapi pasti animo masyarakat terhadap anime mulai tumbuh.

Tahun 1990-1999

Setelah sempat vakum Anime mulai kembali eksis di Indonesia pada awal tahun 1990-an, yaitu seiring dengan bermunculan stasiun-stasiun televisi baru seperti RCTI disusul kemudian oleh SCTV dan Indosiar. Stasiun-stasiun TV tersebut mulai gencar menayangkan sejumlah anime yang kemudian menjadi hits atau populer terutama oleh target pemirsa anak-anak, diantaranya seperti Doraemon, Saint Seiya, Sailor Moon, Magic Girls, Magic Knight Rayearth, Born to Cook, Dragon Ball, dan masih banyak lainnya yang pernah ditayangkan oleh stasiun TV sehingga secara tidak langsung mendukung perkembangan anime di Indonesia.

Anime Doraemon mulai diperkenalkan kapada masyarakat Indonesia sejak tahun 1991 yang ditayangkan oleh RCTI. Kisah serial Doraemon yang menampilkan kehidupan sehari-hari dari Doraemon, Nobita, dan kawan-kawannya ini menjadi sangat populer dikalangan anak-anak bahkan orang dewasa. Hal ini karena meskipun dengan cerita yang sederhana karena memang ditujukan untuk pemirsa anak-anak, namun ditampilkan secara menarik sehingga serial ini sampai sekarang mampu bertahan hingga selama labih dari 20 tahun sejak pertama kali penayangannya.

Meskipun belum dapat mengalahkan dominasi film-film animasi Amerika namun dapat dikatakan dengan ditayangkannya anime-anime tersebut merupakan suatu pernyataan bahwa anime masih dapat berkembang dan diterima oleh masyarakat. Hal ini tentu saja mendapat respon positif serta merupakan sesuatu yang menggembirakan bagi para otaku di Indonesia.

Kemudian karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia, anime pun berada dalam kondisi kritis, hal ini dapat dilihat dari jumlah jam tayang anime di televisi yang mulai menunjukkan penurunan, dimana juga sempat memunculkan kekhawatiran dari para penggemarnya bahwa sekali lagi perjalanan hidup anime akan berakhir sampai disini.

Hingga akhir tahun 1990-an anime mulai kembali booming dan menjadi trend karena adanya demam Pokemon (Pocket Monster) yang melanda Indonesia. Mengapa demikian? Pokemon adalah salah satu nama dagang paling kontroversial di dunia. Mulai dari jasanya dalam mempopulerkan Game Boy, Sistem game handheld terlaris di dunia, hingga mendapatkan penghargaan lewat tokoh Pikachu yang dinobatkan sebagai selah satu figur paling berpengaruh di dunia. Disusul kemudian kesuksesan versi manga, serial anime, dan anime movie yang bahkan meraih sukses besar di Amerika.

Trend anime ini juga di dukung dengan munculnya distributor yang berusaha memenuhi kebutuhan otaku akan masuknya anime lebih banyak lagi di Indonesia. Sejak tahun 1999, P.T. Ardya Insasi International yang dikenal dengan Tora Home Entertainment selaku pemegang lisensi di Indonesia, bekerja sama dengan pihak Animation International Ltd (AI) yang merupakan distributor anime dari studio-studio ternama di Jepang. Dengan adanya kerjasama tersebut, pihak Tora berhasil mendapatkan ijin untuk mendistribusikan sejumlah anime-anime populer seperti Neon Genesis Evangelion (Shin Seiki Evangelion), Curious Play (Fushigi Yuugi), Flame of Recca (Recca no Honou), Clamp School, Macross, dan lain sebagainya yang beredar dalam bentuk VCD.

Pada periode inilah anda pasti mengenal semua anime yang akan dibahas disini, periode ini adalah puncak kesuksesan anime di Indonesia dengan hadirnya TV7 sebagai stasiun TV yang paling banyak menyiarkan anime-anime pada masa itu.

Tahun 2000-2003


Anime mulai meraih kembali kesuksesan besar setelah stasiun televisi SCTV membuat gebrakan baru dengan program Animax-nya menayangkan anime Rurouni Kenchin yang diubah dengan judul Samurai X. Kisah seorang samurai pengembara ini menjadi demikian populer sehingga anime mengalami kebangkitan kembali yang masih berlangsung hingga beberapa tahun kemudian. Serial anime Pokemon misanya, ditayangkan pada jam tayang utama SCTV dan termasuk yang di Indonesia untuk tayangan film animasi. Hal ini merupakan suatu bukti nyata terhadap pengakuan keberadaan anime di Indonesia, karena melalui tayangan-tayangan tersebut sekali lagi masyarakat diperkenalkan bahwa sesunngguhnya anime bukanlah sekedar hiburan untuk anak-anak saja. hal ini dapat dilihat dari kecenderungan pemirsa yang lebih dewasa juga semakin menyukai film-film animasi buatan negeri Sakura tersebut.

Selain itu tayangan anime juga tampak mulai mendominasi tayangan film-film animasi di sejumlah stasiun televisi. Dunia anime di Indonesia memasuki babak baru dalam perkembangannya yang dianggap signifikan. Hampir setiap hari ditayangkan serial anime-anime populer, beberapa diantaranya seperti Samurai X, Sakura Wars, Dual!, Popolocrois, dan Pokemon oleh SCTV; Card Captor Sakura dan Fushigi Yuugi oleh TPI; Crayon Shinchan oleh RCTI; Meitantei Conan dan Inuyasha oleh Indosiar. Genre anime yang ditayangkan juga lebih beragam jika dibandingkan dengan anime-anime pada periode 1980. Menyusul kesuksesan Pokemon, mulai gencar ditayangkan anime-anime dimana memiliki tema karakter yang serupa yaitu seperti Digimon Series maupun Monster Farm.


Selain televisi, anime mulai mencoba merambah bioskop, yaitu dengan menayangkan Doraemon the Movie. Anime Movie dengan judul Daichohen Doraemon, Nobita no Taiyou o Densetsu atau yang diterjemahkan sebagai Petualangan Doraemon, Legenda Raja Matahari ini ditayangkan mulai tanggal 29 Juni 2001.

Film Doraemon ini merupakan anime versi layar lebar atau anime movie pertama di Indonesia. Anime ini mengisahkan pertualangan Doraemon bersama Nobita dan kawan-kawannya di negri Mayana, negeri ini terinspirasi oleh Maya, sebuah kerajaan kuno di Amerika Tengah yang lenyap secara misterius sebelum kedatangan penakluk Spanyol.

Menariknya, versi manga dari anime ini sudah diterbitkan oleh P.T. Elex Media Komputindo dengan judul yang sama, sebagai seri ke-20 Doraemon Petualangan. Penayangan anime dan penerbitan manga yang nyaris bersamaan ini sepertinya bukan kebetulan. Apalagi anime ini mengalami sulih suara uang dikerjakan oleh tim dari serial Doraemon di RCTI. Semua ini tampaknya dibuat untuk memperingati 30 tahun kisah Doraemon dan 10 tahun keberadaan Doraemon di Indonesia. Meskipun tidak mengalami sukses yang luar biasa namun dengan penayangan Doraemon tersebut boleh dibilang sebagai langkah awal. Setelah ini, para penggemar boleh optimis terhadap keberadaan anime di bioskop Indonesia. Dan sudah waktunya bioskop menayangkan anime untuk target pemirsa untuk usia remaja keatas. Judul-judul legendari seperti Akira, Ghost in The Shell, Grave of Firefiles, dan Macross plus sudah sangat dinantikan. terlebih lagi setelah kemenangan Sen to Chihiro no Kamikakushi yang mendapatkan Academy Award sebagai film animasi terbaik pada bulan Maret 2003 yang lalu.

Selanjutnya hampir di sebagian besar stasiun televisi menayangkan anime. Bahkan beberapa diantaranya mempunyai program khusus untuk tayangan anime, seperti yang dilakukan oleh stasiun televisi baru pada jaman itu, TV7, sebagai salah satu anak perusahaan Gramedia, menayangkan program khusus anime setiap hari Senin hingga Jumat pada sore hari. Lalu, anime anime tidak hanya dapat dinikmati pada hari Minggu pagi saja seperti yang terjadi sebelumnya, bahkan dapat dijumpai anime yang diputar setiap harinya selama seminggu. Jumlah tayang anime yang di putar di televisi sampai sudah tidak terhitung lagi karena begitu besar antusiasme pihak stasiun televisi untuk saling berlomba-lomba memanfaatkan momen trend anime ini. Seperti terobosan yang dilakukan TV dalam menayangkan anime Movie dengan tema yang cukup berat pada jam tayang utama (Prime Time), yaitu Blue Submarine no.6 (Ao no Roku Go) dan Jin Roh: The Wolf Brigade.

Stasiun TV7

Pada periode ini, kepopuleran anime sudah sangat luar biasa sampai kepada kondisi yang sulit dibayangkan sebelumnya. Semenjak akhir tahun 1990-an yang berlanjut hingga tahun 2000-an, jalur peredaran anime di Indonesia lebih banyak melalui rental maupun toko anime dalam format DVD/VCD. Hal ini semakin bertumbuh seiring dengan menjamurnya komunitas anime di Indonesia. Sehingga dengan demikian para otaku di Indonesia dapat terus mengikuti perkembangan anime terbaru yang sedang diputar atau digemari di Jepang. Kini jauh lebih muda untuk mencari dan mendapatkan berbagai macam judul anime, bahkan para otaku dapat menikmati tontonannya hanya dalam jangka waktu beberapa hari setelah penayangannya di Jepang. Diantaranya seperti Wolf's Rain, Saint Seiya: Hades Chapter, Ghost in The Shell: Stand Alone Complex, Junni Kokki, dan lainnya yang ditayangkan oleh televisi-televisi Jepang.

Tidak dapat disangkal bahwa anime mempunyai kiatan yang erat dengan trend. Berkat adanya trend anime, secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap eksistensi dan perkembangan anime di Indonesia. Untuk masyarakat umumnya lebih banyak mengikuti apa saja yang sendang menjadi trend terbaru.

Seperti yang tampak ketika fenomena Pokemon melanda Indonesia, yaitu dimana banyak orang begitu menjadi tergila-gila pada segala hal yang berbau Pokemon terutama pada sosok karakter Pikachu yang lucu. Animenya yang terlebih dahulu terkenal ketika beredar dalam format VCD tersebut kemudian menjadi salah satu judul yang paling populer di Indonesia. Terutama setelah anime Movienya berjudul Myuutsu ni Gyakushuu (Pokemon The First Movie) diitayangkan di bioskop-bioskop di Indonesia, booming pokemon ini menjadi suatu trend yang fenomenal pada tahun 2000 yang lalu. Melihat kesuksesan pokemon tersebut membuat SCTV melihat peluang bagus untuk menayangkan anime pada jam tayang utama dan mendapat respon positif dari masyarakat. Kanyataan bahwa anime dianggap sebagai suatu trend baru yang melanda Indonesia ini juga dapat dilihat dari munculnya demam Shinchan yang menghebohkan pada beberapa waktu yang lalu dimana sempat menjadi perdebatan paling kontroversial.

Sedangkan untuk kalangan otaku, pada dasarnya tidak terpengaruh atau hanya sekedar mengikuti pada apa yang menjadi trend atau fenomena di masyarakat. Perkembangan trend anime di kalangan otaku indonesia lebih mengacu atau terpengaruh oleh trend anime yang sedang berlangsung di Jepang. Dengan kata lain, anime yang sedang digemari atau populer di Jepang umumnya juga populer di kalangan otaku terlebih lagi setelah para otaku di Indonesia kini dapat dengan mudah mendapatkan anime-anime terbaru yang sedang ditayangkan di Jepang hanya selang beberapa hari saja melalui peredaran anime fansub.


Berkat adanya trend ini tentunya merupakan hal yang menggembirakan bagi sebagian kalangan otaku di Indonesia. Karena hampir tiap harinya dapat dijumpai sejumlah tayangan anime. Judul-judul anime tertentu yang tidak terduga kemunculannya justru dijumpai tampil di layar televisi.

Penutup

Apa yang telah terjadi di masa lampau dengan boomingnya anime di Indonesia, semoga dapat menjadi tonggak sejarah bagi kita yang hidup di periode yang sekarang ini. Semoga kesuksesan di masa lampau bisa kembali terulang di masa depan sehingga kita dapat disuguhi oleh anime-anime yang menarik melalui stasiun televisi kita. Walaupun sekarang jamannya sinetron dan anime sudah sangat memudar (karena trend sinetron yang berkembang di masyarakat) tapi setidaknya ada pengharapan bagi kita yang ingin melihat kembali kesuksesan anime di Indonesia.
Previous
Next Post »